Kritik
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kritik Esai
DISUSUN OLEH
DINDA AULIA DEFI
DINA HARTANTI HERMAWAN
ERLINDO BERLIANA
GUSMINA DEWI
MIFTAHUL RAHMI
SILVINA ATI NINGSIH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2016
BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Semua
orang dapat membaca dan menafsirkan dengan baik serta dapat pula menikmatinya
dengan baik, tanpa adanya kritik satra. Namun kenyataannya sering mendapat
kecaman atau keluhan bahwa karya si A tidak berisi, tidak mempunyai nilai
kemanusiaan, atau bahkan dikatakan karya tersebut tidak berguna atau tidak
membawa pesan apa-apa hanya sebuah karya kosong.
Dengan adanya kondisi tersebut kritik memiliki peran
sebagai jembatan penghubung antara karya dengan penikmatnya. Sumbangan pikiran
dan analisis pengkritik yang baik bisa menimbulkan minat yang menyala-nyala
bagi penikmatnya untuk menikmati karya tersebut. Pengkritik dalam hal ini dapat
menjadi pemandu pembaca dalam menikmati suatu karya. Selain itu kritik berguna
untuk dijadikan alat pemandu bakat penulis muda dan dapat mematangkan
penuulis-penulis yang telah berkarya.
Kritik bukan untuk dihindari, tetapi untuk dijadikan
sebagai motivasi untuk menempa diri. Jangan pernah takut dalam menghadapi
kritik karena pemanfaatannya sangat baik untuk diri anda dan karena pada
prinsipnya memang tidak ada manusia yang sempurna. Jadikan kritik sebagai
pembelajaran untuk memperbaiki kesalaan yang ada pada karya yang kiata buat.
B.
Rumusan
Masalah
a.
Apa pengertian
kritik?
b.
Apakah yang
menjadi ciri-ciri kritik?
c.
Apakah tujuan dari
menulis kritik?
d.
Apa fungsi
kritik?
e.
Apa saja yang
termasuk dalam jenis kritik?
f.
Bagaimana
langkah-langkah menulis kritik?
BAB II
Kritik
A.
Pengertian
Dalam pengertian sehari-hari kata kritik diartikan
sebagai pennilaian terhadap suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat.
Secara etimologis, krtik berasal dari kata “krites” (bahasa Yunani) yang
berarti “hakim”. Kata kerjanya adalah “krinein” (menghakimi). Kata tersebut
juga merupakan pangkal dari kata benda
“criterion” (dasar penghakiman). Dari kata tersebut mmuncul “kritikos”
untuk menyebut hakimkarya sastra. (dalam buku kritik sastra feminis oleh Wellek,
1978; Pradopo, 1997).
Berdasarkan KBBI, kritik adalah kecaman atau
tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap
suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.
Kritik tidak hanya mencari kesalahan atau cacat
suatu karya, tetapi juga menampilkan kelebihan atau keunggulan karya itu
seperti adanya (Curtis, dkk., 1996: 284).
Teori kritik dalam arti luas menitik beratkan pada
upaya pembebasan manusia seutuhnya dari hal-hal yang memperbudaknya (Didi
Pramono dalam blogger).
Teori kritik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu
harus jelas, praktis, dan normatif, semua pada waktu yang sama. Teori harus
menjelaskan sesuatu yang keliru, kemudian melakukan identifikasi agar sasaran
dapat merubah kekeliruannya. Menyiapkan keduanya dalam hal norma-norma yang
tepat untuk kritik dan tujuan yang praktis yang dapat dicapai untuk
transformasi.
Mengkritik berarti memberikan tanggapan terhadap
sesuatu atau karya orang lain. Tanggapan tersebut dapat berupa penilain baik
atau buruknya suatu karya yang dilakukan secara objektif. Kritik biasanya menampilkan kelebihan ataupun kekurangan dari sebuah karya. Kritik tidak
hanya berupa tulisan, namun kritik juga dapat disampaikan secara langsung
ataupun lisan. Kritik biasanya di buat berdasarkan selera personal berdasarkan
pengalaman masing masing. Jadi dapat di simpulkan bahwa kritik merupakan
kegiatan mencari kesalahan, memuji, menilai, membandingkan dan menikmati sebuah
karya. Kritik sering kali di kaitkan dengan sastra.
B.
Ciri-Ciri
Untuk mempermudah mengenali sebuah kritik maka
berdasarkan beberapa pengertian para ahli dapat diketahui sebuah kritik
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Bersifat
menanggapi atau mengomentari karya orang lain.
b.
Menunjukkan
kelebihan dan kekurangan karya tersebut.
c.
Kritik berisi
tafsiran terhadap suatu karya dengan disertai penjelasan dan alasan.
d.
Dalam kritikan
terdapat sebuah penalaran analisis,interprestasi dan evaluasi.
e.
Kritik merupakan
pendapat yang bersifat objektif.
f.
Kritik dapat
berisi kecaman dan pujian terhadap suatu karya.
C.
Tujuan
Dalam mengkritik, tentu kita memiliki tujuan yang
ingin kita sampaikan. Adapun tujuan dari kritik adalah :
a.
Memperbaiki
suatu karya ,yaitu dengan melakukan koreksi terhadap kesalahan yang terdapat
dalam suatu karya.
b.
Bertujuan
menjembatani pemahaman pembaca/apresiator/apresian dengan karya yang
bersangkutan.
c.
Memberikan
penilaian secara subjektif, ilmiah dan terstruktur terhadap suatu karya
d.
Bertujuan
akademis. Kegiatan krtitik ini dilakukan oleh mahasiswa untuk memperoleh gelar
akademis.
e.
Bertujuan komersil,
motivasi seorang kritikus untuk mendapat bayaran atas kegiatan kritik,seperti
menulis pada kolom surat kabar.
D.
Fungsi
kritik
Setelah diperoleh pemahaman mengenai pengertian,
ciri-ciri dan tujuan dari kritik maka kritik mempunyai beberapa fungsi:
a.
Meningkatkan
kualitas suatu karya setelah dikoreksi beberapa kekurangannya. Sehingga
seseorang yang menghasilkan karya dapat mengetahui apa yang harus diperbaiki
dalam karya tersebut agar lebih baik.
b.
Kegiatan yang
dapat mendorong penciptaan suatu karya. Semakin banyak orang yang mengadakan
kritik, maka akan mendorong orang lain untuk membuat karya yang bermanfaat dan
bernilai tinggi.
c.
Sebagai
apresiasi suatu karya seorang pengarang akan merasa dihargai jika karya
tersebut diapresiasi salah satunya melalui kegiatan kritik.
d.
Memberikan
informasi dengan sudut pandang lain dari sebuah karya. Membantu pembaca
mengungkap nilai yang tersembunyi dari sudut pandang yang berbeda.
e.
Mempermudah
penyampaian pesan suatu karya kepada penikmat karya tersebut.
E.
Jenis-jenis
kritik
Berdasarkan pemaparan di atas, kritik dapat dibagi atas beberapa jenis berdasarkan
tujuan, nada kalimat, sasaran, karya.
a.
Dilihat dari
tujuan
1)
Kritik
konstruktif, yaitu kritik yang dilakukan dengan sikap welas asih terhadap orang
memenuhi syarat untuk kritik yang bertujuan untuk membangun.
2)
Kritik
destruktif, yaitu kritik yang bertujuan tidak membangun yang bersifat destruksi
(merusak, memusnahkan, atau menghancurkan).
b.
Dilihat dari
nada kalimat
1)
Kritik lunak,
yaitu kritik yang digunakan dengan kata-kata yang lunak.
2)
Kritik keras,
yaitu kritik yang digunakan dengan kata-kata yang keras dan sedikit
menyinggung.
c.
Dilihat dari
siapa sasaran kritiknya
1)
Pejabat atau
tokoh publik, yaitu terhadap pejabat atau tokoh publik yang digaji memakai uang
rakyat.
2)
Bukan tokoh
publik atau bukan pejabat publik, yaitu kritik terhadap orang-orang terkenal
yang tidak digaji memakai uang rakyat.
d.
Dilihat dari
karya
1)
Kritik sastra,
yaitu bidang studi sastra yang berhubungan dengan pertimbangan karya sastra,
mengenai bernilai atau tidaknya sebuah karya sastra. Bila dilihat dari segi
pendkeatan atau metode kritik maka kritik sastra dapat dibagi atas dua jenis:
r Kritik
sastra penilaian (Judicial Critism), yaitu kritik sastra yang sifatnya
memberikan penilaian terhadap pengarang dan karyanya.
r Kritik
sastra induktif (inductive criticsm), yaitu kritik sastra yang tidak mau
mengakui adanya aturan-aturan atau ukuran-ukuran yang ditetapkan sebelumnya.
Disamping itu
masih ditemui pembagian yang lain yang sifatnya merupakan perincian dari sastra
penilaian (Judicial criticism) di atas, yaitu sebagai berikut:
r Kritik
sastra ilmiah (scientific criticism)
r Kritik
sastra estetis (Aestehetic criticism)
r Kritik
sastra sosial (Sosiological criticism)
Berdasarkan
pendekatannya terhadap karya sastra, kritik sastra itu digolongkan menjadi
empat jenis (Abrams;1981) yaitu:
r Kritik
mimetik (mimetic criticism), yaitu kritik yang bertolak pada pandangan bahwa
karya sastra merpakan suatu tiruan atau penggambaran dunia dan kehidupan
manusia.
r Kritik
pragmatik (pragmatic cristicism),
yaitu suatu kritik yang disusun berdasarkan pandangan bahwa sebuah karya sastra
itu disusun untuk mencapai efek-efek tertentu kepada pembacanya, seperti efek
kesenangan, estetika, pendidikan dan sebagainya.
r Kritik
ekspresif, yaitu kritik sastra yang menekankan tealaahan kepada kebolehan
pengarang dalam mengekspresikan atau mencurahkan idenya kedalam wujud sastra
(umumnya puisi).
r Kritik
objektif, yaitu kritik sastra yang menggunakan pandangan bahwa suatu karya
sastra adalah karya yang mandiri.
Ditinjau dari
segi bentuknya, kritik sastra dibagi atas kritik relatif dan kritik absolut.
Adapula pemisahan antara kritik teoritis dan kritik praktis.
F.
Langkah-Langkah
Menulis Kritik
Dalam melakukan penilaian atau kritik terhadap
sebuah karya, hendaknya seorang kritikus memperhatikan beberapa langkah-langkah
berikut:
a.
Sikap serba
menanya
Dengan sikap serba menanya hendaknya seorang
kritikus melakukan penjelajahan sambil melakukan penikmatan. Menyelami maksud
yang disampaikan dalam karya tersebut. Setelah menyelami isi karya tersebut
maka pertanyaaan pertanyaaan yang timbul satu persatu akan terjawab.
b.
Membuat
tafsiran-tafsiran
Setelah menjelajahi isi dari karya tersebut maka
seorang kritikus hendaknya membuat tafsiran-tafsiran kemudian dipadukan dengan
pengalaman membaca, mengamati, dan menikmati karya yang lain. Dengan kata lain
kritikus akan membandingkan karya yang satu dengan yang lainnya. Disitu akan
muncul penilaian.
c.
Menempatkan diri
dalam karya tersebut
Dalam hal ini seorang kritikus hendaknya memposisikan
diri menjadi bagian dari karya tersebut. Sebab mau tidak mau ia pasti telah
terpegaruh oleh unsur-unsur yang melahirkan karya tersebut.
d.
Menentukan
dasar-dasar penilaian
Menentukan dasar-dasar penilaian seagai tolak ukur
dalam melakukan penilaiaan baik atau buruknya sebuah karya. Hal ini menuntut
seorang kritikus untuk syarat-syarat suatu karya yang dikatakan baik.
e.
Membuka dirinya
terhadap nilai baru yang muncul dalam karya tersebut.
Hal ini tentu sangat bergantung pada keterbukaan dan
kepekaan jiwa yang bersangkutan dan daya mampu karya itu memberikan nilai baru.
BAB
III
Simpulan
Jadi, kritik pada pada
dasarnya merupakan sebuah penilaian, penikmatan, dan penghayatan terhadap
sebuah karya. Dalam melakukan kritik hendaknya seorang kritikus mengetahui
wawasan yang luas, serta mengetahui kriteria dari sebuah karya yang dapat
dikatakan baik maupun karya yang dikatakan kurang baik. Pada dasarnya karya
merupakan sebuah hasil dari kreatifitas manusia. oleh sebab itu kritik biasanya
bersifat pandangan personal.
Dalam membuat kritik
diharapkan kritikus dapat mencapai tujuan-tujuan dari kritik yang dibuatnya.
Kebebasan yang dilakukan dalam mengkritik dapat berupa menunjukkan kelemahan
sebuah karya atau dapat pula menunjukkan kelebihan yang terdapat pada karya
tersebut. Oleh sebab itu seorang kritikus hendaknya berhati-hati dalam menilai
hasil karya orang lain.
Daftar
Pustaka
Dalman. 2013. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Kritik Sastra. Yogyakarta: Ombak (Anggota Ikapi)
Endraswara, Suwardi. 2013. Teori Kritik Sastra. Yogyakarta:
CAPS (Center for Academic Publishing Service)
Junus, Umar. 1985. Persepsi Sastra Sebuah Pengatur. Jakarta: PT. Gramedia.
Semi, Atar. 1984. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa.
Sugihastuti, Suharto. 2015. Kritik Sastra Feminis “Teori
dan Aplikasi”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wiyatmi. 2012. Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Ombak.
https//ffugm.wordpres.com/2012/04/30/filsafat-mengenal-macam-macam-kritik/