Assalamualaikum #jengjengjeng kali ini saya akan memposting makalah dengan teman hakikat pembelajaran sejarah sastra.Judul yang saya angkat adalah PEMBELAJARAN SEJARAH SASTRA #engieng :D . cekidot...
PEMBELAJARAN
SEJARAH SASTRA
MAKALAH
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen : Hadi
Rumadi, S.Pd,. M.Pd
Kelompok : 5
Suldin
Ririt Harianti
Dewi Nurazizah
Miftahul Rahmi
Kelas 14B
Prodi Pend. Bahasa & Sastra & Indonesia & Daerah
Jurusan Bahasa dan Seni
Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan
UNIVERSITAS RIAU
A.Latar Belakang
Hakikat sastra,
sastra pada dasarnya bukanlah ilmu, sastra adalah cabang seni. Seni sangat
ditentukan oleh faktor manusia dan penafsiran, khususnya masalah perasaan,
semangat, kepercayaan. Oleh karena itu sastra mempunyai cakupan yang sangat
luas tergangtung dari sisi mana manusia memandangnya.
Dalam dunia
pendidikan kajian sastra mampu memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam
pola kebudayaan, sejarah, sosial dan dalam sastra itu sendiri, sebab
Sastra mampu menjawab terhadap apa yang pernah ada di muka bumi, karena
sastra berasal dari hasil pengamatan tentang apa yang terjadi disekelilingnya
sebagai opini yang mesti di ungkapkan serta hasil dari akibat pengalaman
bathin. Sastra adalah hasil dari olah pikir rasa dan karsa manusia sehingga
sastra mengandung nilai estetika yang tinggi.
Melalui pengamatan, Pengajaran
sastra melalui proses pembelajaran di bangku sekolah belum mendapatkan hasil
yang maksimal jika ditinjau dari aspek kreatifitas dan humanitas padahal aspek
yang sangat di perlukan dalam membuat sastra adalah kreatifitas baik sebagai
pencipta begitupula dalam mengapresiasikan sastra selaku penikmat karya sastra.
Peranan guru sangat di perlukan dalam menciptakan model pembelajaran sastra.
Oleh karena itu seorang guru mestilah mengetahui hakikat dari sastra tersebut
serta hakikat dari pengajaran sastra. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui hakikat dari pengajaran sastra
B.Pembahasan
·
Sastra (Sanskerta:
shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti
“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang
berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”.
Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu.
·
Pengertian Sejarah
Sastra Menurut Para Ahli
1.
Mursal Esten (1978 : 9) Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta
artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat)
melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan
manusia (kemanusiaan).
2.
Semi (1988 : 8 ) Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif
yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai
mediumnya.
3.
Panuti Sudjiman (1986 : 68) Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang
memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan
dalam isi, dan ungkapanya.
4.
Ahmad Badrun (1983 : 16) Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan
bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
5.
Engleton (1988 : 4) Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters)
adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan
bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan
diterbalikkan, dijadikan ganjil.
6. Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah
karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan
model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari
dunia ide.
7. Aristoteles
sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
8. Robert
Scholes (1992: 1) Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda
9. Sapardi
(1979: 1) Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan
bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra
menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu
kenyataan social.
10. Taum
(1997: 13) Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau
“sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal
lain”
11. Menurut
kelompok kami sastra adalah segala bentuk keindahan yang diciptakan oleh
manusia sehingga dengan keindahan itu manusia dapat melihat dan menikmatinya
·
Jenis-jenis Sastra
Dalam perkembangan sastra
akhir-akhir ini, karya sastra dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
(a) sastra imajinatif, dan (b) sastra non-imajinatif.
·
Pengertian pengajaran sastra
Sistem pengajaran sastra
memerlukan pembenahan besar dengan kepentingan untuk pencapaian proses dan
hasil maksimal. Sistem itu mengaju pada kurikulum dan strategi guru dalam
pengajaran sastara.
·
Tujuan pengajaran sastra
Secara garis besar tujuan
pengajaran sastra bisa dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah
memperoleh pengetahuan tentang sastra, dan bagian selanjutnya adalah memperoleh
pengalaman bersastra. Pengetahuan tentang sastra mencakup pengetahuan tentang
teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Sedangkan pengalaman bersastra
mencakup kegiatan berapresiasi atau reseptip dan berekspresi atau produktif.
Sejarah sastra
adalah bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan sastra dari waktu
ke waktu. Di dalamnya dipelajari ciri-ciri karya sastra pada masa tertentu,
para sastrawan yang berkecimpung pada masanya, karya-karya sastra yang bagus
yang menghiasi dunia sastra, serta kejadian-kejadian yang terjadi seputar
masalah sastra. Seorang sejarawan sastra selain harus mampu mendokumentasikan
karya sastra, dia juga harus mampu membuat pemilahan hasil dokumentasinya
berdasarkan ciri, gaya, klasifikasi, gejala-gejala yang ada, pengaruh, karakter
dan lain-lain.
Pada
hakikatnya, teori sastra membahas secara rinci aspek-aspek yang terdapat dalam
karya sastra baik konvensi bahasa yang meliputi makna, gaya, pilihan kata,
struktur maupun konvensi sastra yang meliputi tema, tokoh, penokohan, alur,
latar dan lainnya yang membangun sebuah karya sastra atau lazim juga disebut
unsur intrinsik. Di sisi lain kritik sastra merupakan ilmu sastra yang
mengkaji, menelaah, meneliti, mengulas memberi pertimbangan, serta memberikan
penilaian terhadap karya sastra tersebut. Untuk memberikan pertimbangan atas
karya sastra, kritikus sastra bekerja sesuai dengan konvensi bahasa dan
konvensi sastra yang melingkupi karya sastra.
Begitu juga
hubungan antara teori sastra dengan sejarah sastra. Sejarah sastra adalah
bagian dari ilmu sastra yang mempelajari karya sastra dari waktu ke waktu,
sebagai bagian dari pemahaman terhadap budaya bangsa. Perkembangan sejarah
sastra suatu bangsa atau suatu daerah diperoleh dari penelitian karya sastra
yang dihasilkan para peneliti sastra yang menunjukan terjadinya
perbedaan-perbedaan atau persamaan-persamaan karya sastra pada periode
tertentu.
C.KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan makalah ini adalah:
1.
Sastra pada dasarnya bukanlah ilmu, sastra adalah cabang seni. Seni sangat
ditentukan oleh faktor manusia dan penafsiran, khususnya masalah perasaan,
semangat, kepercayaan.
2.
Dalam bahasa Indonesia kata sastra biasa digunakan
untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki
arti atau keindahan tertentu.
3.
Dalam perkembangan sastra akhir-akhir ini, karya sastra dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok, yaitu (a) sastra imajinatif, dan (b) sastra
non-imajinatif.
4.
Secara garis besar tujuan pengajaran sastra bisa dibagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama adalah memperoleh pengetahuan tentang sastra, dan bagian
selanjutnya adalah memperoleh pengalaman bersastra
DAFTAR PUSTAKA